Jumat, 11 April 2014

Anggota Dewan = Wakil Siapa ????




(sumber : google image)

DPR atau Dewan Perwakilan Rakyat adalah suatu lembaga tinggi Indonesia yang katanya tempat penampung aspirasi rakyat. DPR ini di huni oleh orang-orang pilihan yang dipilih langsung oleh rakyat Indonesia. Tugas anggota dewan ini banyak, kalo para pembaca ingin tahu apa aja tugasnya, bisa dilihat di om gugel (google.com) hehehehe. Tapi yang saya tahu, intinya anggota DPR itu ya menampung aspirasi rakyat yang telah membuat mereka duduk di surga dunia (dibaca: gedung DPR) dengan merumuskan atau membuat atau mengesahkan UU (Undang-Undang) yang nantinya bermanfaat untuk rakyat.
Beberapa waktu lalu ketika saya pulang dari kampus, sengaja jalan kaki dari kampus ke kostan karena kebetulan waktu itu adalah hari tanpa kendaraan (one day no vehicle), peraturan yang saya buat sendiri, hahaha. Terlintas di benak saya, kenapa yah anggota DPR itu gajinya besar, fasilitasnya lengkap, kalau ke kantor hanya untuk duduk-duduk dan tidur saja harus mengenakan jas dan mobil mewah. Terfikir oleh saya, apa pantas wakil rakyat seperti itu ? sedangkan rakyat sendirinya saja untuk makan satu hari, sulitnya minta ampun. Jangankan untuk merasakan dinginnya AC ruangan nan megah, untuk berlindung dari hujan dan panas mereka berlindung diri di gubuk yang memprihatinkan. 

                                                (sumber : google image)

Miris kalau melihat wakil rakyat ini, apalagi ketika melihat beberapa informasi dari surat kabar elektronik yang menyebutkan bahwa kinerja anggota dewan itu 84 persen berpredikat buruk, hanya 0,8 persen yang mendapatkan predikat sangat baik. Dengan gaji tertinggi ke-empat di Indonesia, dengan fasilitas nan mewah disediakan, yang dibiayai langsung dari rakyat. Coba kalian bayangkan ? apa saja yang dilakukan oleh “wakil” kalian di “surga dunia” itu ?
Saya berandai-andai, kalau saja saya jadi Presiden RI, ingin rasanya merubuhkan gedung surga dunia itu, lebih baik saya ganti semua dengan gubuk-gubuk reyot, yang isinya hanya ada kipas angin seperti di kost-an saya dan bangku kayu yang biasa di jual oleh tukang bangku keliling. Lebih baik saya ganti mobil dinas itu dengan menerapkan kebijakan dilarang menggunakan mobil ke kantor, lebih baik menggunakan angkutan umum yang macet-macetan dan panas. Bukan tanpa alasan saya menerapkan itu, saya ingin “wakil” kalian itu merasakan apa yang rakyat rasakan. Saya tidak pernah rela melihat anggota dewan itu dengan fasilitas yang mewah akan tetapi masih ada rakyatnya yang masih sulit dalam ekonominya di pelosok-pelosok negeri ditambah dengan kinerja yang buruk. 

                                                 (sumber : google image)


Terserah kalian mau pro atau kontra dengan saya, yang pasti, selama “wakil” kalian itu masih seperti ini kinerjanya (sangat buruk), saya tidak pernah rela memanggil mereka “wakil rakyat”, mungkin lebih pantas menjadi “wakil kaum komprador”.

Dituliskan oleh : Luqman Azis