Jumat, 04 September 2015

Proyeksi Masa Depan 5 Tahun

Saya memiliki dan membagi perencanaan dalam hidup saya kedepan menjadi 3 fase besar, yaitu :
1.       Fase Pencarian (Proses Awal) Jangka Waktu 5 (Lima) Tahun
2.       Fase Kematangan (Proses Menengah) Jangka Waktu 15 (Lima Belas) Tahun
3.       Fase Akhir (Proses Akhir) Jangka Waktu 25 (Dua Puluh Lima) Tahun

Fase Pencarian (Proses Awal) Jangka Waktu 5 (Lima) Tahun Kedepan
Pada fase ini merupakan fase awal saya dalam berproses dalam mencari kesesuaian dalam pekerjaan. Saya selalu berdo’a kepada Allah, agar senantiasa dikabulkan keinginan saya bekerja dibidang Pemerintahan (Pegawai Negeri Sipil). Keinginan saya untuk 5 (Lima) tahun awal ini, saya akan berusaha untuk mengikuti Tes Masuk Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Saya yakin, untuk 5 (Lima) tahun kedepan ini, saya akan bisa masuk disalah satu target saya tersebut.

Alasan saya untuk berkarir di Pemerintahan adalah saya berangkat dari filosofi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satu Tri Dharma tersebut adalah berkaitan dengan Pengabdian kepada Masyarakat. Selama masa kuliah, dibidang Pengabdian yang menurut saya, saya masih kurang. Melalui karir di Pemerintahan lah saya berharap saya dapat berkontribusi untuk Negara (Pembangunan) secara umum dan kepada Masyarakat (Pelayanan) secara khususnya.

Banyak yang bilang, saya terlalu idealis. Ketika teman-teman banyak yang ingin berkarir di swasta dengan iming-iming salary yang besar, untuk pribadi saya, saya kurang puas untuk pencapaian tersebut. Karena, salary yang besar bukanlah suatu tujuan hidup saya, namun jika bisa, itu hanya akan saya jadikan kendaraan untuk mencapai tujuan hidup saya untuk memberikan kontribusi terhadap Negara misalnya melalui pembentukan foundation (salah satu cita-cita saya) untuk masyarakat yang kurang mampu untuk segi ekonominya.

Selain masalah karir (pekerjaan), sejujurnya sayapun sering mengingat masa-masa proses kuliah Strata 1 (S1). Ketika mengingat masa tersebut, rasanya ingin kembali ke masa-masa tersebut namun dengan jenjang yang lebih tinggi Strata 2 (S2) tentunya. Karena Pendidikan merupakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Niat awal saya, ketika saya bisa berkarir dibidang Pemerintahan, saya akan mencoba mencari beasiswa di Instansi tersebut, namun saya sadar, apa yang kita harapkan terkadang Allah memberikan jalan yang lain. Sementara saya menunggu pembukaan tes masuk BI, OJK, Kementerian, BUMN maupun BUMD, saya juga berusaha untuk mencari beasiswa S2. Oleh sebab itu, saya juga akan mecoba mencari informasi mengenai beasiswa untuk S2 (nasional atau internasional) secara mandiri. Dimanapun lembaga pemberi beasiswanya, saya akan berusaha untuk mengikuti seleksinya.

Bagaimana caranya agar fase awal yang telah saya tetapkan dapat terlaksana dengan baik ?

Pada saat ini, saya akan mulai dari mengikuti pelatihan dibidang bahasa inggris pada program TOEFL. Saya merasa sangat kurang dibidang tersebut, terakhir saya tes TOEFL di AMINEF Jakarta skor saya stuck di angka 450. Perlu banya perubahan dalam belajar saya khususnya dibidang TOEFL. Karena saya tahu, untuk bisa masuk BI, minimal skor TOEFL adalah 500 (pengalaman senior) dan mungkin nantinya akan lebih tinggi lagi. Saya harus ekstra dipoin (TOEFL) tersebut. Semoga dengan saya mengikuti pelatihan tersebut, saya bisa mencapai skor 600.

Selain pelatihan TOEFL, saya akan mencoba mengikuti tes berkala selama 1 (satu) bulan satu kali untuk mengikuti tes psikotes. Hal yang melatarbelakangi tersebut adalah kegagalan saya dalam tahap akhir tes seleksi masuk Kementerian Keuangan. Saya belajar dari pengalaman, maka dari itu saya harus bisa memperbaiki kekurangan saya dibidang tersebut. Harapan saya, dengan adanya tes berkala selama 1 (satu) bulan sekali tersebut, saya akan menjadi terbiasa dalam menghadapi tes-tes dibidang psikotes.

Selain itu, saya setiap hari, minimal 1 (satu) jam, akan memperkaya pengetahuan saya dibidang kondisi negara kekinian secara umum dan kondisi perekonomian kekinian secara khusus. Saya melakukan hal tersebut, guna mempersiapkan diri saya untuk berkarir dibidang pemerintahan yang menurut saya, untuk memulai berkarir di Pemerintahan kita juga harus mengenal lebih jauh dan dalam mengenai Bangsa kita sendiri. Diharapkan dengan saya masuk di Pemerintahan, saya akan menjadi mengerti, apa yang harus saya lakukan di Pemerintahan.

Karir, pendidikan dan pengembangan diri, saya juga tidak akan melupakan nilai-nilai Agama saya. Saya seorang Muslim. Saya memiliki target untuk menikah diumur 25 (2 tahun lagi dari sekarang). Karena saya tidak ingin terlalu jauh dari target tersebut, karena akan menyebabkan penyesuaian rencana yang telah saya susun sebelumnya.

Inilah proyeksi 5 (lima) tahun kedepan saya. Saya seorang manusia biasa yang hanya bisa berencana dan menjalankan langkah-langkah awal yang harus saya lakukan. Tentunya tanpa pergerakan Tangan-Nya, rencana saya hanya sekedar rencana. Namun saya yakin, ketika kita memiliki keinginan yang besar disertai keyakinan yang besar, apapun itu, Insyaallah akan terealisasi. Aamiin

Selasa, 01 September 2015

Serpihan Kecil Untuk Kampusku, Institut Pertanian Bogor



Selamat Ulang Tahun Kampusku, Institut Pertanian Bogor (IPB) yang ke-52. Semoga senantiasa menjadi Pioneer dalam mengatasi permasalahan Bangsa Indonesia khususnya dibidang Pertanian (luas).


Sudah 52 Tahun IPB secara formal (legal) berdiri di Tanah Ibu Pertiwi karena sebelumnya IPB masih bersatu dengan Universitas Indonesia (UI) untuk Fakultas Pertanian (CMIIW). Untuk mengetahui sejarah detailnya, Leser dapat  membuka situs resmi IPB di www.ipb.ac.id.
  
Saya secara resmi diterima di Kampus Rakyat atau IPB ini pada tahun 2010 dibulan Agustus kalau saya tidak salah. Awalnya sempat ragu, karena letaknya ternyata dipelosok Bogor yaitu daerah Dramaga. Hanya saja, saya sempat terpancing emosi (kebanggaan) saya ketika diperjalanan utk daftar ulang melihat spanduk yang terpampang disepanjang jalan mulai dari Jalan Raya Dramaga (Radar) (arah Terminal Laladon menuju Dramaga) dengan kata-kata sekiranya seperti ini “Selamat Datang Putra-Putri Terbaik Bangsa”. Sebuah kalimat yang menurut saya (mungkin yang lain berbeda) memacu jantung saya untuk segera berproses di IPB. Singkat cerita, untuk salam perkenalan tersebut, salah satu faktor yang membuat saya bangga terhadap kampus saya ini.

Empat (4) Tahun saya berproses di IPB (2010-2014), banyak kenangan yang saya rasakan. Mulai dari suka, duka, canda tawa sampai tangis, semua saya lewati dan saya nikmati. Tidak semudah yang saya bayangkan untuk berproses di Kampus Rakyat ini. Banyak halangan dan rintangan yang perlu saya hadapin dan terkadang membuat pergerakan emosi saya begitu volatile. Namun saya ingat pesan-pesan teman dan senior dikampus, yaitu nikmatilah prosesmu. Sampai pada akhirnya, 3 September 2014, saya diwisuda sebagai seorang Sarjana Ekonomi IPB.

Jika ingin dikatakan, darimana awal saya merasakan apa itu arti kehidupan yang sesungguhnya, jawabannya adalah ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di Kampus ini. Selama masa SMA, saya cenderung setelah selesai sekolah selalu langsung pulang kerumah. Tidak pernah terbesit dihati untuk melakukan sesuatu untuk diri saya sendiri (diluar tanggungjawab sebagai seorang pelajar). Di dunia kampus inilah saya mulai menemukan makna aktualisasi diri. Perlahan demi perlahan, diawali dari mengikuti kegiatan kampus yaitu berkecimpung di dunia kepanitiaan sampai organisasi internal kampus (HIPOTESA) dan eksternal kampus (HMI). Sedikit banyak, saya bersyukur dapat diberikan kesempatan untuk berproses sampai sejauh itu. Setidaknya, saya tidak terlalu menyesal seperti dijaman sekolah (SMA) dulu. Karena saya dapat memberikan sedikit (serpihan) kontribusi untuk IPB.

Apakah selama saya berproses Empat (4) Tahun ini, saya sudah merasa cukup puas ? Jawabannya (masih) belum puas. Banyak hal yang menurut saya yang dapat saya lakukan yang lebih untuk IPB khususnya dan untuk bangsa umumnya. Jika saya mengambil sebuah lirik Hymne IPB yaitu “Tridharma nan Mulia”, ada hal yang kurang saya lakukan. Tridharma tersebut terdiri dari Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian.

Untuk bidang Pendidikan jika sudut pandang saya, mungkin saya sudah mencapai tahap tersebut, namun (baru) tahap Sarjana 1. Lalu bidang Penelitian-pun setidaknya saya pernah berkontribusi dalam kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) meskipun tidak sampai tahap sekaliber Nasional apalag Internasional, namun setidaknya saya pernah melakukan bersama sahabat-sahabat saya dan tidak lupa saya mampu menyelesaikan skripsi saya dan mungkin itu bisa dimasukkan dalam bidang Penelitian. Untuk bidang Pengabdian, mungkin saya sering mengikuti kegiatan kepanitiaan dan organisasi internal dan eksternal dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat, namun untuk sisi ini saya masih merasa sangat kurang. Mungkin karena sampai detik ini, saya belum mampu bekerja dibidang pemerintahan (pengabdian) untuk mampu mengabdi pada masyarakat luas, dan malah (agak) bersebrangan dengan ilmu saya. Namun saya ingat pesan teman dan senior saya, untuk saat ini, nikmatilah prosesmu. Insyaallah, sampai titik darah penghabisan saya akan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.

Untuk para Leser, jangan pernah bertanya kepada saya, apa saja yang sudah saya lakukan untuk Kampus saya selama ini ? Karena kalian hanya akan menerima jawaban keluh-kesah dalam dada ini dalam bentuk penyesalan.

Biarlah, untuk saat ini saya akan menikmati proses saya sebagai diri saya yang sekarang ini, sembari berdoa kepada Allah SWT agar diberikan umur dan kesempatan untuk mencapai tujuan saya tersebut, yaitu Mengabdi kepada Negeri.

Saya tutup tulisan saya kali ini dengan sebuah do’a untuk Kampus saya Tercinta,
“Ya Allah, terimakasih banyak atas nikmat dan rahmat-MU telah menggerakkan tangan-Mu sedemikian rupa sehingga Kampusku (IPB) masih tegak dan tegap berdiri diatas tanah Ibu Pertiwi. Berikanlah ridho dan senantiasa berkahilah setiap elemen-elemen (Mahasiswa, Dosen, Pegawai dan Petinggi Kampus, serta Alumni) dalam nafas dan jejak kakinya dengan tujuan untuk berkontribusi untuk Negeri ini, agar menjadi lebih baik dan sejahtera serta mencapai apa yang dicita-citakan oleh leluhur dimasa lalu. Sekiranya, kuatkanlah idealisme-idealisme kami untuk senantiasa mengingat perjuangan-perjuangan para leluhur kami dan membuat kami tetap dijalur yang Baik. Aamiin Allahumma Aamiin”