“Perasaan itu yang selalu hadir dalam fikiran dan
hati ini”
Sudah lama sekali rasanya saya tidak mencurahkan isi
fikiran di kepala ini ke dalam sebuah tulisan. Mencoba memulai lagi namun
dengan topik yang sedikit ringan. Tulisan ini memiliki main idea mengenai kegundahan hati seorang anak manusia ketika
detik-detik kelulusan masa studi Sekolah Menengah Atas (SMA)-nya.
Yap, kegundahan hati atau yang sering dikenal saat
ini adalah kegalauan. Kegundahan atau kegalauan menurut definisi saya adalah
perasaan atau fikiran yang tidak menentu karena dipenuhi oleh rasa kekhawatiran
dan ketakutan yang sedikit berlebihan, atau lebay
hehehe.....
Kegundahan yang saya rasakan sebenarnya tidak
hanya sekedar saat momen-momen seperti itu, namun dari banyak kegundahan yang
dirasakan, mungkin salah satu yang terhebat adalah ketika saya telah menyelesaikan
masa studi saya di SMA, kenapa bisa seperti itu ?
Seperti yang telah saya definisikan tadi, ada
perasaan yang tidak menentu menyerang fikiran di kepala ini. Rasa khawatir yang
berlebihan, dan takut akan hal terburuk akan melanda. Hal terburuk itu semacam
fenomena yang tidak dikehendaki atau tidak sejalan dengan harapan. Mungkin
bukan hanya saya yang mengalami ini.
Saya merupakan siswa yang memiliki tingkat
intelegensi yang standard atau
biasa-biasa saja. Saya bukan siswa yang selalu memperoleh peringkat tiga besar
dikelas, bahkan sepuluh besarpun jarang saya rasakan, dan saya adalah siswa
jurusan ilmu sosial atau IPS yang terkenal dengan siswa malas dan sering
bermain yang dicap oleh guru-guru pada umumnya padahal faktanya tidak “selalu” seperti itu. Namun satu hal
yang membuat saya bangga pada diri saya adalah saya bisa menjadi bagian dari siswa
SMA saya saat itu, narsis sedikit yak....hehehe
Mendekati pengumuman akhir masa studi saya di
tingkat SMA, dirundung dengan kegundahan hati yang tinggi, tidak seperti
kebanyakan teman-teman yang sangat bahagia ketika mendekati kelulusan. Saya
bukannya tidak bersyukur karena sudah mau lulus atau selesai masa studi SMA
saya, tapi saya lebih kepada fikiran kedepan, mau kemana saya setelah ini ?
Saya takut dan khawatir tidak bisa melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi khususnya pendidikan S1 di Perguruan
Tinggi Negeri (PTN). Lagi-lagi saya bukannya merendahkan Perguruan Tinggi
Swasta (PTS), hanya saja keinginan saya yang kuat ingin melanjutkan ke PTN
seperti yang dicita-citakan oleh kedua orang tua saya, karena PTN terkenal
dengan biaya pendidikannya yang murah dan jaminan masa depan yang lebih
menjanjikan (read:kondisi PTS).
Ketika telah menetapkan dalam hati dan doa dalam
beribadah untuk melanjutkan pendidikan ke PTN, saya terbentur dengan kegundahan
hati mengenai cara memasuki atau melanjutkan ke PTN. Terang saja, untuk bisa
melanjutkan ke PTN tidak semudah yang dibayangkan, banyak prosesnya dan
tentunya tidak sembarangan. Saya telah mengikuti tes Ujian Tulis (UTUL)
Universitas Gajah Mada dan Seleksi Masuk (SIMAK) Universitas Indonesia, dan
semua hasilnya nihil atau tidak lulus. Kebetulan ujian masuk tersebut dilakukan
ketika di akhir-akhir kelulusan SMA.
Kondisi yang saya rasakan pada saat itu berbeda
dengan beberapa teman saya, karena mereka beberapa sudah ada yang keterima di
PTN melalui ujian tulis maupun ujian tanpa tulis meskipun masih banyak yang
seperti saya (read:belum jelas masa depannya).
Membuat tekanan semakin besar ke dalam fikiran
ini. Mau lanjut kemana zis setelah ini ?
Saya belum menemukan jawabannya......